Kamis, 17 Maret 2016

dokumentasi soap

PRINSIP DOKUMENTASI SOAP
S : Apa yang dikatakan klien
O : Apa yang dilihat dan dirasakan oleh bidan saat px
A : Assement/analisa : kesimpulan apa yang dibuat dari data S dan O
P : Plan apa yang dilakukan berdasarkan hasil evaluasi tersebut
Konsul, tes dx rujukan, konseling follow up
Contoh Kasus I :
Ibu A usia 22 tahun hamil 1 datang ke klinik karena hamil merasakan terlambat haid ± 3 bulan, ia mengatakan sangat letih, mual dan muntah sesekali, sering BAK mengaku sudah imunisasi TT
S : tidak haid ± 8 bulan terakhir, mengeluh sakit kepala, muntah sesekali, sering kencing, sudah imunisasi TT.
O : belum ada px lab, px fisik normal, tidak ada tanda-tanda dehidrasi perkiraan haid terakhir 3 bulan.
A : umur 22 tahun G1 dengan anggapan sudah hamil selama 12 minggu, rasa mual, muntah telah diimunisasi TT
P : - Asuhan rutin yi untuk kunjungan antenatal I px lab, zat besi, konseling
- Kaji ulang tanda-tanda bahaya
- Kontrol 8 minggu lagi
Contoh kasus II
Ibu x datang ke klinik untuk kunjungan antenatal I. Bagaimana penatalaksanaan kebidanan ?
· Langkah I
Umur 20 tahun G1 hamil 30 mh HPHT 22-3-2004
HPL : 29-12-2004
Data S : mengeluh keluar cairan <<<>
O : Px fisik, TD : 140/90 kaki oedem prot (+)
Px khusus : Leopold
· Langkah II
G1 Po Ao kehamilan 30 minggu janin hidup dengan PER
· Langkah III
PEB, antisipasi : pemantauan TD, oedem, gejala pusing berat dan menetap nyeri epigastrium
· Langkah IV
Kolaborasi dengan dokter
· Langkah V
1. Menjelaskan tentang keadaan kesehatan dan akibat PER
2. Menjelaskan cara mengontrol gerakan janin
3. Menjelaskan kebutuhan nutrisi (TKTP)
4. Menjelaskan tanda-tanda bahaya yang akan timbul
5. Menjelaskan tanda-tanda persalinan dan persiapan
6. Menjelaskan PH
7. Membuat perjanjian untuk kunjungan ulang berikut
· Langkah VI
1. Memantau tanda PEB pada setiap kunjungan
2. Kolaborasi dengan dr. obgyn
3. Menjelaskan tentang keadaan kesehatan
4. Menjelaskan bahaya PEB terhadap ibu dan janin
5. Menerangkan cara menghitung gerakan-gerakan janin
6. Menjelaskan kebutuhan nutrisi
7. Menjelaskan tanda-tanda bahaya dan menjelaskan
8. Merencanakan kunjungan ulang
9. Menjelaskan tanda persalinan dan persiapan
· Langkah VII
1. Ibu mendapat pengobatan dari dokter
2. Ibu dan keluarga memahami kondisinya
3. Ibu dan keluarga memahami bahaya PEB
Kasus IV
So ibu 45 tahun hamil 9 bulan, anak ke-8 merasakan mules sejak ± 2 jam yang lalu. Ibu menyatakan lemes, hasil px fiisk : TD 90/60 mmHg, N : 82 x/menit, R : 18 x/menit, DJJ + 136 x/mnt, his lemah 2 x/10’, TFU : 30 cm, preskep, kcp msk PAP H II Æ 2 cm.
· Langkah I
Ibu umur 45 taun G8 P7 Ao hamil 36 minggu HPHT 6-12-2003
HPL 23-9-2004
Data S : merasa mules sak ± 2 jam, lemes
O : Px fisik : TD fisik : TD 90/60, N : 82 x/mnt, R 18 x/mnt, DJJ + 136 x/mnt, his lemah 2x/10’, TFU 30 cm, preskep, kpl msk PAP H II Æ 2 cm.
Px khusus : Leopold
· Langkah II
G8 P7 Ao hamil 36 minggu janin 1 hidup intra uterin dengan inersia uteri
· Langkah III
Perdarahan, antisipasi : pemantauan TD, kontraksi uterus
· Langkah IV
Kolaborasi dengan dokter
· Langkah V
1. Menjelaskan tentang keadaan kesehatan ibu dan janin
2. Menjelaskan tentang tanda-tanda bahaya yang akan timbul
3. Menjelaskan akibat inersia uteri
4. Menjelaskan persiapan persalinan yang harus dilakukan
5. Menjelaskan perlunya ibu melahirka di RS
· Langkah VI
1. Memantau TD dan kontraksi uterus
2. Menjelaskan keadaan kesehatan
3. Menjelaskan bahaya perdarahan terhadap ibu dan janin
4. Menjelaskan tanda-tanda bahaya yang akan timbul
5. Baringkan ibu miring ke kiri, jika mungkin naikkan kedua kaki ibu
6. Pasang infus
7. Rujuk ibu ke RS dan dampingi ibu ke tempat rujukan
8. Kolaborasi dengan dr. Obgyn
· Langkah VII
1. Ibu mendapat pengobatan dari dokter
2. Ibu + keluarga memahami kondisinya
3. Ibu + keluarga memahami bahaya dan tanda perdarahan
4. Ibu dan bayi yang dilahirkan selamat

Format Pendokumentasian
1. Ibu Hamil
Subjektif :
- Biodata (nama, umur, dsb) Š nama, umur dan pendidikan
- Paritas Š G P A
- HPHT
- Riwayat obstetri Š riwayat persalinan, haid, riwayat kesehatan
- Riwayat kesehatan keluarga
- Data psikologis
- Riwayat kehamilan sekarang Š ANC berapa kali, obat-obatan apa yang didapat
- Kebiasan sehari-hari objektif
- Px fisik Š kepala-kaki
- Px pelvic/obstetri Š px panggul, px dalam, palpasi leopold
- Px lab Š Hb, protein uri, gula darah
- Px penunjang lain Š rontgen, USG
Penatalaksanaan
Kunjungan I (sebelum 14 minggu/trimester I)
- Membangun hubungan selagi percaya antara petugas kesehatan dan bumil
- Melakukan tindakan pencegahan seperti TT, pemberian fe, mencegah praktek tradisional yang –
- Memulai persiapan kelahiran bayi dan kesiapan untuk menghadapi komplikasi
- Mendorong perilaku kesehatan (gizi, latihan/senam hamil > 24 minggu dan kebersihan, istirahat dsb)
Kunjungan II (trimester II/sebelum minggu ke-28)
- Sama seperti kunjungan I + dengan kewaspadaan khusus mengenai PE (tanya ibu tentang gejala-gejala PE) Š pusing, pandangan kabur
Kunjungan III (trimester III/minggu ke-28-36)
- Sama seperti kunjungan I dan II di+ dengan palpasi abdominal untuk mengetahui apakah ada kehamilan ganda
Kunjungan IV (trimester III/> 36 minggu)
- Sama seperti kunjungan I, II, III ditambah dengan deteksi bayi yang tidak normal/kondisi lain yang memerlukan kelahiran di RS
Sebelum 36 minggu bayi masih mobile :
- Pada tiap kunjungan lakukan konseling khusus untuk kebutuhan ibu s/i dengan masalahnya
- Kehamilan dengan masalah/komplikasi Š rujuk
Menolong ibu untuk menentukan pilihan tepat untuk konsultasi (dokter, pusk, DSOG)
Kebiasaan yang tidak perlu dilakukan :
  1. Mengurangi garam untuk mencegah PE
- Hipertensi bukan karena retensi garam
  1. Membatasi hubungan seksual untuk mencegah abortus dan kelahiran prematur
- Dianjurkan untuk memakai kondom agar semen (mengandung prostaglandin) tidak merangsang kontraksi uterus.
  1. Pemberian kalsium untuk mencegah kram pada kaki
- Kram pada kaki buka semata-mata disebabkan oleh kekurangan kalsium
  1. Membatasi makan dan minum untuk mencegah bayi besar
- Bayi besar disebabkan oleh metabolisme pada ibu
2 Ibu Bersalin
Subjekktif
- Umur
- Gravida dan para untuk Š untuk deteksi dini komplikasi, pengawasan
- Kontraksi uterus (frekuensi, durasi, intensitas)
- Lokasi rasa sakit
- Riwayat persalinan yang lalu (lama, penolong, BBLR, jarak persalinan tindakan persalinan)
- HPHT
- Bloody show
- Pengeluaran air Š KPD
Objektif
- Px fisik
· Vital sign
· BB
· Djj
· Kontraks uterus
· Engagement
· TBJ (TFU – 12/11) x 155
· Palpasi (Leopold)
· Edema
· Refleks
- Px Pelvix (obstetri)
· Effacement dan dilatasi cx
· Posisi cx
· Bloody show
· Station Š Hodge
· Kulit ketuban
CDP tidak ada kesesuaian antara kepala bayi dengan panggul (jalan lahir)
Penanganan
Kala I
1. Membantu ibu dalam persalinan jika ia tampak gelisah, ketakutan dan kesakitan
2. Jika ibu merasa kesakitan
- Lakukan perubahan posisi
- Posisi sesuai dengan keinginan ibu
- Sarankan ibu untuk berjalan
- Ajak orang yang menemaninya (ibu/suami) untuk memijat/menggosok punggung/membasuh mukanya diantara kontraksi
- Ibu diperbolehkan melakukan aktivitas sesuai keinginannya
- Anjurkan teknik relaksasi
3. Menjelaskan kemajuan persalinan dan perubahan yang terjadi serta prosedur yang akan dilaksanakan dan hasil px
4. Berikan cukup minum
5. Sarankan ibu untuk berkemih sesering mungkin
Kala II
- Memberi dukungan terus menerus
- Menjaga kebersihan diri
- Menjaga kenyamanan ibu
- Memberi dukungan mental untuk menurunkan kecemasan/ketakutan ibu
- Mengatur posisi ibu
- Menjaga kk tetap kosong
- Memberi cukup minum
- Menolong kelahiran janin
Kala III
Melakukan manajemen aktif kala III
Kala IV
- Observasi perdarahan, TTV, kontraksi uterus + kk
- Membersihkan ibu
- Anjurkan ibu untuk istirahat
- Membiarkan bayi pada ibu untuk disusui
- Mengajarkan ibu + keluarga tentang :
Memeriksakan fundus dan masase
3 Ibu Nifas
Yang harus dikaji :
1. Catat ANC dan INC
2. Waktu persalinan Š sudah berapa hari, janin
3. TTV PP Š demam/tidak
4. Hasil px lab Š trombosit, leukosit
5. Catatan medis pasien Š riwayat persalinan lalu
6. Ambulasi
7. Ketidaknyamanan ibu (nyeri)
8. Keadaan ibu + janin
9. Perasaan ibu tentang persalinan + prosesnya
10. Perasaan ibu tentang bayinya
11. Kemauan menyusui bayinya
12. Px fisik
- TTV
- Tanda-tanda iritasi/infeksi
- Payudara
- Px adomen (kk, uterus involusi)
- Lochea (warna, jumlah, bau)
- Haemorrhold
- Ekstrimitas (varises, edema, hormonis sign, reflek)
Tromboflebilitis Š kemerahan pada betis
Penatalaksanaan
1. Kebersihan diri
2. Istirahat
3. Latihan
4. Gizi
5. Menyusui
6. Perawatan payudara
7. Pola seksual Š bu hamil boleh melakukan seks setelah luka sembuh
8. KB
Bayi Baru Lahir
Yang harus dikaji :
1. Riwayat persalinan
2. Proses menyusui
3. Antropometri
4. Px fisik
5. Imunisasi
6. Pola tidur
7. Refleks
Penatalaksanaan
1. Identitas bayi
2. Jaga bayi agar tetap hangat
3. Kontak dini dengan ibu
4. Riwayat BB rutin BBL
TUMBANG
Yang harus dikaji :
1. Identitas anak
2. Riwayat persalinan Š vacum (kel otak)
3. Px antropometrik
- BB - Lk - L leher
- TB - LD
- LLA - L perut
4. Px fisik
5. Px laboratorium
6. Penilaian terhadap perkembangan anak Š berdasarkan umur
Penatalaksanaan :
1. Dilakukan penanganan sesuai dengan permasalahan anak
2. Konseling dengan keluarga tentang tumbang anak
3. Menlanjutkan kunjungan bila ada kelainan
Kesehatan Reproduksi
Yang harus dikaji :
1. Identitas (umur paritas)
2. Status perkembangan
- Berapa lama menikah
- Berapa kali ganti pasangan
- Umur saat menikah Š kurang 20 tahun (tidak sehat)
3. Riwayat K Š H. estrogen (tumor)
4. Perdarahan
5. Masa (uterus, ovarium, vag)
6. Luka/inveksi (vaginitis, erosi, porsio psb)
7. Fistula
8. Riwayat PMS
Penatalaksanaan
1. Konseling tentang penyakitnya (penyebab, jenis)
2. PAP smear
3. Merujuk ke dr. Obsgyn
4. Memberi dukungan kepada klien
Keluarga Berencana
Yang dikaji :
1. Identitas
- Agama
- Umur
- Ras
2. Status ekonomi
3. Status pernikahan
4. Pola seksual
5. Riwayat kesehatan Š tidak boleh hamil Š penyaki jantung stadium IV
6. Px fisik
7. Px obstetri
Penatalaksanaan
1. Memberikan alternatif metode yang dibutuhkan
2. Menjelaskan efek samping dan k I masing-masing metode

3. Melibatkan suami dalam penentuan metode yang digunakan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar